Bangunan rumah
di daerah tropis memerlukan jenis atap yang khusus agar sesuai dengan iklim
tropis yang panas dan lembab. Ruang-ruang dapat didesain dengan plafon yang
tinggi bila rumah berada didaerah yang iklimnya panas. Plafon tinggi menjadikan
ruang tetap dingin karena udara panas dan gas buangan karbon dioksida dapat
mengalir keatas. Bila ternyata ruang-ruang tersebut masih tetap panas karena
udara yang lembab dan aliran angin kurang, dapat ditambahkan kipas angin agar
terjadi ‘pendinginan semu’, yaitu aliran udara menyebabkan kulit terasa dingin
karena kelembaban udara yang dikeluarkan tubuh dapat terbawa aliran udara,
meskipun suhu udara masih tetap panas. Kita hidup didaerah iklim tropis
basah dan hal yang perlu diperhatikan adalah adanya musim hujan dimana hujan
dapat setiap hari turun. Selain itu pada musim kemarau sinar matahari dapat
menjadi begitu terik. Penanganan yang bisa dilakukan antara lain dengan menggunakan
atap yang lebar seperti payung, sehingga dapat memayungi bangunan dibawahnya.
Air hujan diusahakan untuk dapat mengalir diatas atap dengan baik.
Sebaiknya hindari bahan logam untuk
membuat atap, karena logam bila terkena panas akan menimbulkan radiasi panas
kedalam rumah. Namun bila kita menggunakan bahan logam untuk atap, sebaiknya
kita tetap menggunakan plafon dan membuat jarak antara plafon dan atap untuk
mengalirkan udara.
Gambar ilustrasi sebuah rumah tradisional (vernacular) di daerah jawa, atap yang digunakan mirip
payung untuk memayungi rumah. Atap semacam ini sangat sesuai untuk daerah
tropis basah
Atap juga dapat didesain tanpa
plafon, namun konsekuensinya kita harus membuat atapnya cukup tinggi (boleh
dikatakan harus tinggi sehingga udara panas tidak turun kebawah) dan membuat
ventilasi disebelah atas untuk mengalirkan udara panas.